Optekno – Intip Inovasi NEC, 4 Teknologi Canggih yang Bikin Industri Makin Pintar!
Pernah nggak sih kepikiran, gimana caranya pabrik-pabrik tuh bisa makin canggih, efisien, dan nggak gampang error? Nah, baru-baru ini NEC Indonesia unjuk gigi dengan ngenalin empat solusi teknologi yang, seriusan, bisa bikin industri manufaktur naik kelas. Ini bukan cuma soal bikin kerjaan lebih cepet, tapi juga soal gimana caranya kita bisa ngadopsi Industri 4.0 dengan lebih smooth. Penasaran kan? Yuk, kita intip bareng inovasi apa aja yang mereka tawarin!
Empat Inovasi NEC untuk Industri yang Lebih Pintar
Jadi, di ajang Media Tour PIDI 4.0, NEC Indonesia memperkenalkan empat teknologi andalan yang emang dirancang buat mentransformasi industri manufaktur. Keempatnya itu keren-keren, deh. Penasaran? Let’s go!
NEC Realtime Monitoring Dashboard: Visibilitas Proses Produksi Secara Real-time
Bayangin gini, kamu punya dasbor yang bisa ngasih tau semua informasi penting tentang proses produksi pabrik kamu, literally saat itu juga. Kayak lagi main game strategi, tapi ini beneran. Mulai dari performa mesin, alur produksi, sampai status logistik, semua ada di satu tempat. Keren kan?
Ini yang namanya NEC Realtime Monitoring Dashboard. Jujur aja, aku juga sempat mikir, “Apa nggak ribet tuh ngumpulin datanya?” Tapi ternyata, teknologi ini tuh pinter banget. Dia bisa ngintegrasiin sensor-sensor dari jalur produksi dan sistem lainnya. Jadi, kita bisa langsung ngedeteksi kalau ada yang aneh-aneh. Bayangin, kalau ada mesin yang performanya mulai turun, kita bisa langsung tau dan benerin sebelum kejadian yang lebih parah. Mantap!
NEC Warehouse Management System (WMS): Manajemen Pergudangan yang Efisien
Gudang, gudang… tempatnya barang numpuk dan sering bikin pusing. Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak nyari jarum di tumpukan jerami pas nyari barang di gudang? Nah, NEC punya solusinya nih: NEC Warehouse Management System (WMS). Ini bukan sekadar sistem biasa, tapi sistem yang bisa bikin manajemen pergudangan jadi lebih efisien dan nggak bikin kepala berasap.
Dengan dukungan mobile device dan kemampuan scanning barcode, QR code, sampe RFID, sistem ini bisa nyatet setiap pergerakan barang secara akurat. Dari mulai barang dateng, disimpen, sampe dikirim. Udah gitu, ada fitur FIFO (First In, First Out) segala. Ini penting banget buat memastikan barang yang lebih dulu masuk, ya harus lebih dulu keluar. Jadi, nggak ada lagi tuh barang yang kedaluwarsa di pojokan gudang. Seriusan, ini bikin kerjaan jadi lebih cepet dan minim kesalahan.
System Invariant Analysis Technology (SIAT): Pemeliharaan Prediktif Berbasis AI
Nah, ini nih yang bikin geleng-geleng kepala. System Invariant Analysis Technology (SIAT) atau disingkat SIAT. Kedengerannya kayak nama robot di film fiksi ilmiah ya? Tapi ini beneran ada, dan fungsinya pun nggak kalah keren. SIAT ini adalah teknologi berbasis AI yang bisa mendeteksi potensi gangguan dalam sistem produksi. Jadi, dia kayak punya indra keenam gitu deh buat ngerasain ada yang nggak beres.
Cara kerjanya gimana? SIAT menganalisis data sensor dari mesin-mesin di lini produksi dan mempelajari pola normalnya. Kalau ada penyimpangan, sistem ini bakal langsung ngasih notifikasi sebelum gangguannya jadi kerusakan besar. Jadi, kita bisa langsung ambil tindakan preventif dan menghindari shutdown operasional pabrik. Ini sih udah kayak dokter spesialis buat mesin-mesin pabrik.
“SIAT membantu perusahaan beralih dari pemeliharaan preventif ke pemeliharaan prediktif, sehingga peralatan bisa digunakan lebih lama dan biaya perawatan bisa ditekan,” kata Joji Yamamoto, Presiden Direktur NEC Indonesia.
Work Process Recognition (WPR): Otomatisasi Pemantauan Aktivitas Manual
Kadang, kita suka underestimate aktivitas manual di pabrik. Padahal, aktivitas-aktivitas kayak gitu tuh bisa jadi bottleneck dalam proses produksi. Nah, NEC punya Work Process Recognition (WPR) buat ngatasin masalah ini. WPR itu sistem berbasis video dan AI yang bisa mantau dan menganalisis aktivitas kerja manual secara otomatis.
Jadi, sistem ini bakal ngerekam video aktivitas di pabrik atau gudang, terus dianalisis pake AI. Hasilnya? Kita bisa tau durasi kerja, identifikasi hambatan proses, dan ningkatin efisiensi kerja. Yang lebih keren lagi, WPR ini bisa diimplementasiin dengan cepet tanpa butuh banyak data pelatihan. Cocok banget buat industri yang sumber daya teknisnya terbatas. Kebayang nggak sih, betapa lebih gampang ngatur kerjaan kalau semua data ada di depan mata?
NEC dan Pemerintah Dorong Transformasi Digital Industri
NEC Indonesia nggak cuma jualan teknologi doang, tapi juga punya visi buat ngebantu pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital industri. Partisipasi NEC dalam Media Tour PIDI 4.0 ini jadi salah satu buktinya. Kementerian Perindustrian pun ngajak lebih banyak pelaku industri buat manfaatin fasilitas dan teknologi yang ada di PIDI 4.0.
“Edukasi harus secara menerus disampaikan kepada pelaku industri bahwa investasi di bidang teknologi dan manufaktur ini investasi secara panjang yang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas 40 sampai 70 persen,” ujar Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).
Intinya sih, NEC dengan empat inovasinya ini tuh kayak lagi ngasih “obat kuat” buat industri manufaktur di Indonesia. Dengan teknologi yang makin canggih, diharapkan industri nasional bisa lebih adaptif dan mampu bersaing di era global. Jadi, gimana? Tertarik buat nyobain salah satu teknologinya? Jangan-jangan, pabrik kamu bisa jadi lebih canggih dari yang kamu bayangin! Atau mungkin, kamu punya pengalaman lain soal penerapan teknologi di industri? Share dong di kolom komentar! Penasaran nih pengen denger cerita-cerita kalian. ***