Wah, Android Ternyata Kurang Jago Prediksi Gempa Turki? Google Minta Maaf!
Wah, Android Ternyata Kurang Jago Prediksi Gempa Turki? Google Minta Maaf!

Wah, Android Ternyata Kurang Jago Prediksi Gempa Turki? Google Minta Maaf!

Optekno – Wah, Android Ternyata Kurang Jago Prediksi Gempa Turki? Google Minta Maaf!

Pernah nggak sih kamu ngebayangin gimana paniknya kalau tiba-tiba ada gempa? Apalagi kalau nggak ada peringatan sama sekali. Nah, sayangnya, itu kejadian beneran di Turki tahun 2023 lalu. Google, si raksasa teknologi, akhirnya ngaku nih, sistem peringatan gempa Android mereka nggak bekerja semestinya pas tragedi gempa Turki itu. Seriusan? Iya! Akibatnya, jutaan orang jadi kehilangan kesempatan buat menyelamatkan diri. Duh, kebayang deh gimana syoknya mereka. Google pun minta maaf atas kejadian ini. Tapi, kok bisa ya? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Pengakuan Google atas Kegagalan Sistem Peringatan Gempa Android di Turki

Jadi gini, Google itu punya sistem peringatan gempa yang seharusnya bisa ngasih notifikasi ke pengguna Android beberapa detik sebelum gempa besar terjadi. Beberapa detik itu, lho, bisa jadi penentu hidup dan mati. Nah, pas gempa Turki terjadi, sistem ini malah nggak berfungsi optimal. Emang kenapa?

Keterlambatan Notifikasi dan Dampaknya

Bayangin deh, harusnya sistem bisa ngasih peringatan 35 detik sebelum gempa 7,8 magnitudo mengguncang. 35 detik itu kayak nungguin mie instan mateng, tapi bedanya ini lebih genting. Radiusnya juga lumayan, 157 kilometer! Artinya, ada jutaan orang yang seharusnya bisa dapat notifikasi dan langsung kabur cari tempat aman.

Jumlah Peringatan yang Terkirim Sangat Minim

Tapi kenyataannya? Jauh panggang dari api. Sistem cuma ngirim 469 peringatan “Ambil Tindakan” pas gempa pertama. Seriusan cuma segitu? Iya! Padahal, potensi penerimanya jutaan. Nggak cuma itu, pas gempa susulan 7,5 magnitudo, notifikasi malah nggak dikirim sama sekali ke mayoritas pengguna Android di area terdampak. Setengah juta orang cuma dapet peringatan ringan, padahal bahaya yang lebih besar lagi ngintai. Nggak kebayang deh gimana paniknya saat itu.

Klaim Google vs. Realitas di Lapangan

Katanya sih, sistem ini “berfungsi dengan baik”. Lho, kok bisa gitu? Padahal, faktanya nggak sesuai sama klaim mereka.

Sistem Seharusnya Bekerja pada 70% Perangkat Android

Google bilang sistem ini seharusnya jalan di 70% perangkat Android yang ada di Turki. Jadi, hampir semua pengguna smartphone seharusnya kebagian notifikasi dong? Tapi, ya gitu deh, kenyataan kadang emang nggak seindah harapan.

Kesalahan dalam Menganggap Ancaman Bahaya

Ternyata, biang keroknya ada di sistem yang salah mengartikan ancaman. Sistem deteksi emang udah nemuin potensi gempa, tapi malah ngeremehin kekuatannya. Kayak kamu salah prediksi cuaca, eh taunya malah hujan badai. Bikin repot, kan?

Analisis Penyebab Kegagalan Sistem

“Keterbatasan pada algoritma deteksi,” kata Elizabeth Reddy, seorang profesor dari Sekolah Pertambangan Colorado. Nah, ini dia nih akar masalahnya.

Keterbatasan Algoritma Deteksi

Algoritma deteksi ini kayak otak dari sistem peringatan gempa. Kalau otaknya kurang pinter, ya hasilnya juga kurang akurat. Sistem salah prediksi kekuatan gempa pertama dari 7,8 jadi cuma 4,5 magnitudo. Gempa kedua juga sama, diremehin kekuatannya. Jadi, wajar aja kalau peringatan yang dikirim nggak sesuai sama bahaya yang ada.

Perbaikan Algoritma Setelah Kejadian

Setelah kejadian memilukan itu, para peneliti langsung putar otak buat benerin algoritma deteksinya. Mereka nyetel ulang sistem berdasarkan simulasi gempa pertama. Hasilnya? Lumayan. Sistem berhasil ngasih peringatan ke 10 juta pengguna dengan tingkat “Ambil Tindakan”, dan 67 juta pengguna dapet peringatan waspada. Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih, karena terlalu banyak informasi juga nggak bagus.

Peningkatan Sistem Setelah Gempa Turki

Sayangnya, evaluasi dan perbaikan sistem ini makan waktu lama banget, sekitar 2 tahun! “Saya sangat frustrasi karena butuh waktu begitu lamanya,” kata Elizabeth Reddy. Kebayang nggak sih, rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, tapi ini nunggunya 2 tahun.

Evaluasi yang Memakan Waktu Lama

Proses evaluasi yang lama ini bikin banyak orang khawatir. Gimana kalau negara-negara lain terlalu percaya sama sistem yang belum teruji sepenuhnya? Ini jadi pertimbangan yang mendalam, seriusan.

Peringatan Kini Tersedia di 98 Negara

Tapi, ada kabar baiknya juga kok. Setelah evaluasi, Google mengklaim sistem mereka udah jauh lebih baik. Sekarang, peringatan gempa Android udah tersedia di 98 negara di dunia. Lumayan banget kan? Intinya sih, Google berusaha buat terus ningkatin sistemnya biar bisa ngasih pelayanan yang lebih baik ke pengguna di seluruh dunia.

Jadi, kesimpulannya, emang bener Google ngaku ada kelalaian dalam sistem peringatan gempa Android mereka pas tragedi gempa Turki. Tapi, mereka juga udah berusaha buat memperbaiki sistem dan memperluas jangkauannya. Walaupun perbaikannya makan waktu lama, yang penting sekarang udah lebih baik. Gimana menurut kamu? Apakah kamu merasa lebih aman dengan adanya sistem peringatan gempa ini? Atau masih ragu-ragu? Share pendapatmu di kolom komentar ya! Siapa tahu, pengalaman kamu bisa jadi masukan buat Google juga. ***

About Zian Mahesa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *