Kenapa WhatsApp & Telegram susah nelpon di Rusia? Ternyata dibatasi pemerintah! Alasan keamanan negara atau strategi kedaulatan digital? Simak selengkapnya di sini!

WhatsApp dan Telegram Susah Buat Nelpon di Rusia? Ternyata Ini Biang Keroknya!

Optekno – WhatsApp dan Telegram Susah Buat Nelpon di Rusia? Ternyata Ini Biang Keroknya!

Pernah nggak sih kamu lagi asik-asikan nelpon temen, eh tiba-tiba putus? Atau suara jadi kayak robot rusak? Nah, kabarnya, hal kayak gini lagi sering kejadian di Rusia, tapi bukan karena cuaca buruk atau sinyal jelek. Yang bikin repot, ternyata WhatsApp dan Telegram lagi susah banget buat dipake nelpon di sana. Kenapa ya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Alasan Resmi Rusia Membatasi WhatsApp dan Telegram

Jadi gini, ceritanya pemerintah Rusia lagi “berantem” sama perusahaan teknologi asing. Udah bukan rahasia lagi, kan? Nah, imbasnya, dua aplikasi yang paling digemari di Rusia, yaitu WhatsApp dan Telegram, kena getahnya. Panggilan suara di dua aplikasi ini dibatasi! Seriusan deh, ini bukan sekadar gangguan teknis biasa.

Penjelasan Pemerintah Rusia

Alasannya? Klasik. Pemerintah Rusia bilang pembatasan ini dilakukan demi keamanan negara. Katanya sih, WhatsApp dan Telegram nggak kooperatif dalam memberikan informasi ke penegak hukum soal kasus penipuan dan terorisme. Mereka pengennya, kalo ada kejadian kriminal di dunia maya, aplikasinya gercep bantu polisi. Ya, kurang lebih kayak gitu lah.

Roskomnadzor, badan pengawas komunikasi di Rusia, ngeklaim kebijakan ini cuma parsial kok. Artinya, kamu masih bisa kirim pesan teks, foto, video, stiker, dan lain-lain. Cuma panggilan suara aja yang kena “cekalan”. Tapi tetep aja kan bikin kesel? Lagi seru-seruan gibah, eh, mendadak putus. Kan nggak lucu.

Kementerian Digital Rusia juga nimbrung. Mereka bilang, kalo WhatsApp dan Telegram mau layanannya dipulihkan sepenuhnya, ya kudu nurut sama hukum setempat. Salah satunya, ya bagi-bagi data yang diminta sama pemerintah. Hmm, jadi inget film-film agen rahasia nih.

Respons Meta dan Telegram

Terus, Meta (induk WhatsApp) sama Telegram diem aja gitu? Ya nggak lah! Mereka juga punya pembelaan dong. Meta ngotot kalo WhatsApp itu layanan yang super privat, pake enkripsi end-to-end. Jadi, mereka nggak mau ngorbanin keamanan data pengguna meskipun ditekan pemerintah. Keren juga ya prinsipnya.

Telegram juga nggak kalah. Mereka bilang udah proaktif ngehapus jutaan konten berbahaya setiap hari, termasuk yang isinya ajakan kekerasan dan penipuan. Tapi tetep aja, pemerintah Rusia kayaknya belum puas.

Dan hasilnya? Banyak pengguna yang frustrasi berat! Dari Agustus 2025, panggilan suara di Telegram udah kayak nggak berfungsi sama sekali. Kalo WhatsApp, suaranya jadi aneh, berdengung, putus-putus. Rasanya kayak lagi nelpon dari zaman batu deh.

Upaya “Kedaulatan Digital” Rusia

Eh, tapi ini bukan cuma soal masalah teknis atau kerjasama hukum aja lho. Ada udang di balik batu! Pembatasan ini ternyata bagian dari strategi yang lebih besar dari Kremlin. Namanya, “kedaulatan digital”. Kedengerannya keren ya?

Pengembangan Aplikasi Lokal

Jadi, Presiden Vladimir Putin udah setuju buat bikin aplikasi perpesanan lokal yang terintegrasi sama layanan pemerintah. Tujuannya jelas: mengurangi ketergantungan sama platform asing dan lebih milih pake produk dalam negeri. Katanya sih, lebih aman dan patuh hukum.

Anton Gorelkin, salah satu petinggi di parlemen, bilang gini: “Platform asing harus buka kantor perwakilan di Rusia. Mereka juga kudu kerja sama sama Roskomnadzor dan penegak hukum kalo mau layanannya dipulihin.”

Ancaman Migrasi Paksa ke Platform Lokal

Tapi, ada yang khawatir juga nih. Beberapa kritikus bilang, strategi ini bisa bikin pengguna “dipaksa” pindah ke aplikasi lokal. Caranya? Ya dengan bikin fitur-fitur di aplikasi asing jadi lemot atau terbatas. Kayak yang lagi kejadian sama WhatsApp dan Telegram sekarang ini.

Kekhawatiran Soal Pengawasan dan Kebebasan Internet

Dan yang lebih bikin ngeri lagi, pembatasan ini dianggap sebagai upaya pemerintah Rusia buat makin ngontrol internet. Ini seriusan!

Tren Peningkatan Kontrol Pemerintah

Beberapa kelompok HAM, kayak Human Rights Watch, udah nyorotin hal ini. Mereka bilang, pemerintah Rusia sekarang makin jago ngeblokir atau memperlambat akses ke situs web dan aplikasi. Udah kayak main kucing-kucingan aja deh.

Ketegangan antara Rusia dan perusahaan teknologi asing emang udah meningkat sejak invasi ke Ukraina di tahun 2022. Bahkan, Meta sampe dicap sebagai organisasi ekstremis. Waduh!

Masa Depan WhatsApp dan Telegram di Rusia

Meskipun WhatsApp sempet diizinin beroperasi, sekarang masa depannya di Rusia jadi nggak jelas. Sama kayak Telegram. Banyak yang khawatir aplikasi buatan Rusia nantinya dipake buat ngawasin percakapan warga. Jadi, setiap chat, setiap panggilan, semuanya direkam dan dianalisis. Hmm, serem juga ya kalo beneran kejadian.

Banyak yang nganggap pembatasan panggilan ini cuma permulaan. Mungkin nanti bakal ada pembatasan lain yang lebih ketat. Ya, kita lihat aja nanti gimana kelanjutannya.

Intinya sih, ya gitu… pemerintah Rusia pengen punya kendali penuh atas internet. Mereka pengen warganya pake aplikasi buatan dalam negeri yang bisa mereka awasi. Sementara, perusahaan asing kayak Meta dan Telegram nggak mau nurut gitu aja. Jadi, terjadilah drama pembatasan ini.

Jadi, gimana menurut kamu? Apakah langkah pemerintah Rusia ini bener? Atau malah ngebatesin kebebasan berekspresi? Share pendapatmu di kolom komentar ya! Siapa tau ada yang punya pengalaman serupa di negara lain? ***

About Elan Virzand

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *