Wow! Investasi AI Melonjak Drastis, Akamai Ungkap Penggunaannya yang Mengejutkan!
Wow! Investasi AI Melonjak Drastis, Akamai Ungkap Penggunaannya yang Mengejutkan!

Wow! Investasi AI Melonjak Drastis, Akamai Ungkap Penggunaannya yang Mengejutkan!

Optekno – Wow! Investasi AI Melonjak Drastis, Akamai Ungkap Penggunaannya yang Mengejutkan!

Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak lagi naik roller coaster? Nah, kira-kira gitu deh perkembangan AI sekarang ini. Duit yang digelontorkan buat kecerdasan buatan (AI) tuh udah nggak main-main, triliunan rupiah! Tapi, tau nggak sih, Akamai Technologies baru aja ngebongkar fakta yang cukup bikin kaget. Investasi ini nggak cuma buat ngelatih model AI doang, tapi juga buat hal lain yang… ehem… lebih mengejutkan!

Lonjakan Investasi AI dan Penggunaannya yang Tak Terduga

Seriusan deh, angka investasi AI itu bikin mata melotot. Kayak kata CTO, Cloud Computing di Akamai Technologies, Jay Jenkins, AI itu nge-drive investasi gila-gilaan di bidang hardware. GPU, TPU, FPGA… prosesor canggih yang dulunya cuma buat training, sekarang juga dipake buat inference. Tapi, tunggu dulu, di sinilah kejutan itu muncul. Ternyata AI juga dipake buat efisiensi dan optimalisasi sumber daya di pusat data. Siapa sangka kan?

Peran AI dalam Efisiensi dan Optimalisasi Sumber Daya

Bayangin deh, pusat data tuh kayak pabrik super gede yang butuh banget efisiensi. Nah, AI ini kayak mandor yang bisa ngatur semuanya biar hemat energi, sumber daya, dan nggak boros biaya. Jujur aja, aku juga sempat mikir AI cuma buat yang canggih-canggih kayak self-driving car atau robot pelayan. Eh, ternyata dipake juga buat ngurusin “dapur” data. Keren abis!

Akamai Berinvestasi Besar dalam Keamanan AI

Nggak cuma itu, Akamai juga nggak mau ketinggalan. Mereka berinvestasi gede banget di keamanan AI. Firewall for AI, bro! Jadi, AI ini nggak cuma bikin pinter, tapi juga dilindungin dari serangan jahat. Soalnya, ya, namanya juga teknologi, pasti ada aja yang pengen nyalahgunain. Makanya, keamanan itu penting banget.

Fokus Investasi: Pelatihan vs. Implementasi AI

Ini nih yang menarik. Kata Jay, 80% investasi AI itu dipake buat bangun dan ngelatih model. Sementara, cuma 20% yang dipake buat inference alias implementasi nyata. “Mungkin kedengeran aneh ya,” katanya, “tapi wajar kok, soalnya banyak yang masih eksplorasi.” Padahal, justru 20% inilah yang beneran ngasilin nilai dari AI. Bener juga sih, percuma kan punya model AI canggih kalo nggak dipake buat apa-apa?

Tantangan dalam Operasionalisasi AI

Tapi, ya namanya juga teknologi baru, pasti ada aja tantangannya. Operasionalisasi AI itu nggak semudah yang dibayangin.

Masalah Latensi, Biaya, dan Kapasitas

Dari studi yang dilakuin Akamai sama Forrester, ternyata 56% pemimpin perusahaan tuh ngalamin masalah latensi. Alias, AI-nya lemot! Terus, 60% pusing sama biaya penyimpanan dan pemrosesan yang mahal. Belum lagi 45% kesulitan buat ningkatin kapasitas aplikasinya. Intinya sih, ya gitu… kamu ngerti lah maksudnya. Nggak semulus jalan tol, emang.

Arsitektur Cloud Terdistribusi untuk Inference AI yang Efisien

Nah, buat ngakalin masalah ini, Akamai nyoba pake arsitektur cloud terdistribusi. Jadi, model AI-nya nggak cuma dipusatin di satu tempat doang, tapi disebar ke mana-mana. Tujuannya? Biar inference-nya lebih cepet dan efisien. Kayak kata Jay, “Kita nggak perlu pergi ke tempat penyimpanan data, tapi kita perlu bawa komputasi ke tempat data dibuat.” Keren kan?

Adopsi AI di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Eh, ngomong-ngomong soal AI, tau nggak sih kalo Indonesia itu jagoan di Asia Tenggara? Tingkat adopsi AI kita tuh paling tinggi! 24,6% menurut IDC. Thailand aja cuma 17,1%. Bangga nggak tuh? Tapi, ya ini juga jadi tantangan buat kita.

Kebutuhan Komputasi Edge dan Kedaulatan Data

Dengan 280 juta penduduk dan 18 ribu pulau, Indonesia butuh banget sumber daya komputasi yang gede. Makanya, komputasi edge itu penting banget buat kita. Apalagi, dengan situasi geopolitik sekarang, banyak yang mikirin soal regulasi dan kedaulatan data. Jadi, data kita tuh harus aman di tangan sendiri. Nggak boleh diobok-obok orang lain.

Kesenjangan Talenta Cloud di Indonesia

Tapi, ada satu masalah lagi nih yang nggak boleh diabaikan. Kesenjangan talenta cloud. Alias, kita kekurangan orang pinter yang jago di bidang cloud. Ini jadi PR besar buat kita semua. Gimana caranya biar kita punya lebih banyak ahli cloud yang bisa bangun dan ngembangin AI di Indonesia?

Dan hasilnya? Wah, nggak nyangka sih kalo AI itu punya potensi yang segede ini. Bukan cuma buat bikin robot atau aplikasi canggih doang, tapi juga buat efisiensi dan keamanan. Tapi, ya tetep aja ada tantangannya. Latensi, biaya, talenta… PR kita semua nih!

Jadi, gimana menurutmu? Udah siap buat ikutan naik roller coaster AI ini? Atau masih mikir-mikir dulu? Apapun itu, yang penting kita terus belajar dan beradaptasi. Soalnya, masa depan udah di depan mata, dan AI itu salah satu kuncinya. Jangan sampe ketinggalan! Share dong pendapat kamu di kolom komentar! Penasaran nih, apa yang bikin kamu tertarik atau malah was-was sama perkembangan AI ini? ***

About Elan Virzand

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *